JENIUS POS- Sebuah karya
spektakuler tak selamaanya membutuhkan peralatan mahal. Seorang mahasiswa
Universitas Maritim Raja Ali Haji berhasil menciptakan alat pendeteksi batas
wilayah laut bagi nelayan, Sabtu (2/5).
Posisi wilayah provinsi Kepulauan Riau sangat strategis karena berdekatan dengan
selat Malaka yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia dan Singapura,
menjadikan wilayah ini magnet bagi munculnya pelanggaran nelayan dalam melewati
batas wilayah laut Indonesia.
Tidak hanya itu, banyaknya
ancaman dan rasa ketidak nyamanan yang di terima nelayan
dalam mencari ikan dilaut terutama di kawasan perbatasan.Tingkat
pengetahuan nelayan tentang batas wilayah laut
Indonesia masih rendah, karena permasalahan kapal nelayan belum
sepenuhnya dilengkapi dengan peralatan modern yang memberikan informasi batas
laut.
Puja Setia mengatakan
“Dalam
Buku BNPP juga dijelaskan bahwa diplomasi terkait batas wilayah perbatasan laut
dengan negara tetangga masih belum terlaksana dan terkelola dengan baik” ujarnya.
Sementara itu
alat yang di berinama GPS (GLOBAL POSITIONING SISTEM) ALARM
OVER LIMIT sebagai
monitoring batas wilayah laut, di ciptakan
untuk membantu para nelayan, khususnya para nelayan Kepulauan Riau umumnya bagi
nelayan Indonesia untuk mengetahui batas
keamanan berlayar di wilayah perbatasan.
Sistem kerja alat ini
berupa indikator warna lampu yaitu lampu hijau yang memberikan informasi
tentang posisi kapal nelayan yang
masih berada diwilayah laut
Indonesia, lampu kuning memberikan informasi posisi kapal nelayan berada
diperbatasan laut Indonesia,
dan lampu merah memberikan informasi posisi kapal nelayan berada di luar
perbatasan laut indonesia.
Alat canggih yang diciptakan mahasiswa 21 tahun ini,
merupakan hasil kerjasama dengan pihak kampus yang merupakan dosen dari
fakultas teknik Rozeff Pramana dan Hengki Irawan yang merupakan dosen Ilmu Kelautan yang senantiasa
membimbing demi terciptanya alat canggih tersebut.
Tidak hanya itu alat yang diciptakan mahasiswa teknik ini merupakan sebuah konsep dari Rozeff Pramana yang merupakan dosen sekaligus Ketua Jurusan Teknik Elektro.
“Dalam pembuatan alat ini saya dibimbing oleh dua dosen satu
dari teknik dan satu lagi dari kelautan dan konsep pembuatan alat ini merupakan
konsep dari pak Rozeff, tentunya mereka
memiliki peran masing-masing bagi saya untuk berkonsultasi,” bebernya lagi.
Aksi yang di lakukan Mahasiswa Teknik semester enam
ini, mendapat dukungan positif dari pihak kampus Syamsir Ahlus yang merupakan
rector UMRAH.
“ Sangat
mendukung sekali, karena disini khususnya di Tanjungpinang merupakan wilayah maritim, yang sebagian
penduduk bekerja sebagai nelayan, dan mudah-mudahan dengan adanya alat yang di ciptakan oleh mahasiswa teknik
ini biasa membantu para nelayan untuk mengantisispasi terjadinya penangkapan ikan
tanpa melewati batas wilayah Indonesia ” ungkapnya, yang ditemui di kampus
Dompak.
Hingga kini alat pendeteksi ini belum sepenuhnya di
realisasikan dan disosialisasikan kepada masyarakat luas mengingat belum
mendapat dana yang cukup dari pemerintah setempat untuk memperbanyak alat
tersebut dan belum berhak untuk di perjual belikan. (js)
untuk lebih jelas silahkan kunjungi link dibawah ini :)
untuk lebih jelas silahkan kunjungi link dibawah ini :)