Era global bisa dibilang
memberikan pengaruh pada semua bidang kehidupan manusia tak terkecuali
jurnalisme. Para jurnalis
Tanjungpinang Pos sudah mempersiapkan jawaban sebelum datangnya zaman dimana
produk percetakan yang fisiknya akan berkurang namun tidak untuk eksistensinya.
Mereka sudah mulai online sejak lama semenjak Tanjungpinang pos mulai
berdiri 28 oktober 2009.
“Kita sudah mulai menggunakan sistem online ini sejak
Tanjungpinang pos berdiri, kami bekerjasama dengan beberapa scope seperti apple, IBM, Blackberry, dan
android dalam bentuk produk koran digital mempermudah untuk pembaca dalam
mendapatkan informasi melalui gadget mereka
masing-masing,” ujar Arga Peradi (Kepala perusahaan Tanjungpinang pos).
Arga juga menjelaskan
bagaimana bahwa untuk menjawab semua tantangan era globalisasi untuk media
percetakan seperti koran tidaklah menjadi masalah, koran secara esensi tidak
akan pernah berkurang meskipun nilai fisiknya menjadi berkurang. Perbedaan yang
jelas pada media ini adalah pada koran menggunakan kurs dari penggunaan
kertasnya sedangkan media online lebih mudah dan murah untuk sebagian orang
yang bisa dan ada media untuk mengaksesnya.
Arga tidak sendiri dalam
menjawab tantangan ini. Bersama jajaran stafnya, mereka pun bekerjasama untuk
menjadikan eksistensi koran khususnya Tanjungpinang pos tetap stabil dan terus
memberikan informasi yang aktual. Abas
(Redaktur tanjungpinang post) menambahkan, “meskipun omset dalam menjalankan
media online ini tidak ada, namun harus dipersiapkan karena harus menyeimbagi
global dan mempermudah publik untuk mendapatkan informasi.”
Dengan beberapa keunikan
yang ada di nama tanjungpinang pos lebih meningkatkan eksisitensinya didalam
dunia jurnalis, dari sebuah nama akan menimbulkan karakteristik media tersebut.
Dengan dorongan-dorongan yang menyebabkan Tanjungpinang pos tetap berdiri
adalah ada pasarnya. Tanjungpinang pos yang letaknya sangat strategis tepat di
Ibu Kota Propinsi Kepri ini memberikan optimisme para jurnalisnya untuk tetap
eksis. Acuan yang paling penting adalah mengacu pada lima pilar demokrasi yaitu
eksekutif,
legislatif, yudikatif, pers dan media sosial. Pers merupakan pilar keempat dari
kelima pilar tersebut yang akan menjadi penyeimbang dalam sistem demokrasi
khususnya di Ibu Kota Provinsi Kepri.
Tanjungpinang
pos adalah salah satu media pers yang menjadi kontrol sosial. Tanjungpinang pos
mengontrol dalam berbagai bentuk kegiatan yang lebih memfokuskan berita lokal.
“Di dalam halaman depan koran tanjungpinang pos lebih banyak memuat berita
lokal, sedikit sekali bahkan tidak ada berita nasional, kalaupun ada berita
tersebut diletakan di bagian terkecil saja.” Papar Arga
Inilah
sebuah tekad, bahwa sebagai kawasan Kepulauan Riau, maka sudah selayaknya untuk
Tanjungpinang pos memberikan informasi yang lebih memiliki nilai tarik pasar
yang paling digemari pembaca dan memiliki rasa ingin tahu yang banyak. Salah satu
Mahasiswa juga memberikan tanggapan mengenai eksistensi Tanjungpinang pos di
media online “Tanjungpinang pos sudah memberikan nilai positif bagi pembaca
khusunya kami dikalangan mahasiswa yang tidak banyak waktu untuk membeli koran
dan mencari tahu peristiwa yang terjadi khususnya di Kepulauan Riau ini, karena
Tanjungpinang pos sudah menyediakan software
di smartphone, itu sangat
mempermudah kami untuk mengetahui isu-isu yang terjadi khusus di Kepri,” ujar
Niken Taurista (Mahasiswi FKIP UMRAH)
Tanjungpinang
pos yang memiliki wartawan lebih kurang tujuh belas orang ini, telah mampu
menjawab tantangan di era globalisasi informasi. Menjawab tantangan ini dengan
persiapan yang sudah disiapkan sebelumnya dengan baik sehingga memberikan kesan
positif kepada pembaca.
Arga
menambahkan dengan sangat optimisme, “Tidak masalah media online berkembang,
itu lebih membuat para jurnalis percetakan ingin lebih inovatif dalam menaggapi
hal tersebut.”
Arga
juga menjelaskan bebrapa bentuk inovatif dari media Tanjungpinang pos yang
disediakan didalam media cetak atau produk jurnalistiknya. Mereka menyediakan barcode bagi pengguna smartphone maupun android untuk mempermudah mereka dalam mengakses informasi melalui gadget atau smartphone tersebut. Barcode tersebut
diletakan disisi kiri atas laman koran depan, ada juga barcode yang diletakan di dalam iklan-iklan koran. Dengan demikian,
iklan-iklan yang tersedia barcode nya
yang sudah dipindai dengan smartphone berubah menjadi animasi bergerak sesuai
dengan animasi yang telah dibuat oleh iklan tersebut.
Arga
menegaskan lagi, software tidak ada masalah bagi kami. Tanjungpinang pos terus
eksistensi. Jangankan koran, bisa saja buku-buku bacaan juga sama menjadi
bacaan yang diakses secara online.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar