Tanjungpinang
menjadi salah satu wilayah yang hingga kini masih kekurangan pasokan listrik.
Hal itu dibuktikan dengan masih seringnya pemadaman
listrik yang
terjadi setiap hari.
Banyak
pertanyaan-pertanyaan yang bermuculan dikalangan masyarakat dan mengharuskan
masyarakat berasumsi sendiri untuk menemui sebuah jawabanya.
Muhamad
Idrus melontarkan pertayaan seputar masalah pemadaman listrik tersebut, “Apa
yang salah dengan PLN?
Dijawabnya sendiri, yakni (1). Saingan PLN tidak
ada; (2).PLN enggan
bebas berkancah di dunia bisnis penerangan;(3).Konsumen membayar tagihan setiap
bulannya;(4).Mengapa pelayanan PLN begitu
buruk”. tanyanya
"Kami
sungguh dengan sabar hati menunggumu berbenah. Inikah yang kami dapatkan?
Apakah PLN harus
diswastakan sehingga kinerjanya lebih baik?" Tukasnya, Rabu (13/5)
Tanjungpinang
dan Kabupaten Bintan sampai sekarang belum terbebas dari pemadaman listrik.
Setiap hari pemadaman listrik sedikitnya terjadi dua kali selama berjam-jam.
Barang-barang elektronik tidak dapat dipakai kadang pada pagi hari, sore hari,
dan malam hari. Pelajar harus mengerjakan tugas, belajar ditemani dengan cahaya
kecil dari lilin.
“Kapan PLN
PESERO Cabang Tanjungpinang ini bisa dipercaya? Saya sangat marah jika hal ini
berlangsung terlalu lama tanpa adanya pembenahan,” kata Muhamad Idrus selaku
pelanggan PLN PESERO Cabang Tanjungpinang
Idrus
menambahkan lagi “Kita butuh listrik. Tanjungpinang masih
sering mengalami mati lampu, bahkan di masyarakat kita itu PLN bukan
disebut sebagai Perusahaan Listrik Negara, tapi Perusahaan Lilin Negara,"
katanya.
Bukan hanya
Idrus, masyarakat biasa di
Tanjungpinang yang hanya bisa mengelus-ngelus dada melihat
kotanya gelap gulita pada saat malam. Muhamad Dali Kepala Bidang Menegah Atas
dan Pendidikan Tinggi Provinsi Kepri pun kecewa dengan kinerja PT PLN.
“Saya merasa
kecewa dengan dengan hal ini, tetapi
orang-orang PLN termasuk orang-orang yang paling kebal di Indonesia,”
katanya.
Dalam acara
seminar peringatan hari Pendidikan Nasioanal yang diselenggarakan di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji (FKIP UMRAH).
Muhamad Dali menyinggung masalah karakter bangsa itu tergantung pada PLN
sekarang.
“Rasanya
karakter bangsa Indonesia ditentukan oleh PLN,” Tukasnya lagi.
Dali memberikan
analogi atas pernyataan tersebut. “Apa tidaknya karakter bangsa ini ditentukan
oleh PLN, ketika sekelompok individu sedang melakukan aktivitas tertentu
tiba-tiba lampu mati seperti ibu-ibu sedang masak nasi dan lain sebagainya,
tidak disengaja ataupun sengaja keluar dari bibir sekelompok individu tertentu
kata-kata yang kurang baik seperti menyumpahi PLN, itulah sebabnya PLN ini
menjadi penentu karakter bangsa,”katanya.
Permasalah PLN
yang susah untuk dipercaya pemulihan atau penstabilanya, karena pihak yang
bersangkutan tidak menempati janji-janji mereka.
“Katanya 3 hari
lagi stabuil, besok mulai stabil tetapi tetap saja listrik di Tanjungpinang
seperti makan setiap hari, sehari 3 kali mati,” tambah dali kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar