Ade Sopyan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Senin, 08 Juni 2015

Wanita Renta Tumpuan Keluarga



Wajahnya selalu tampak gembira, tak pernah terlihat perasaan sedih. Senyum ramah dan wajah riang selalu di perlihatkan kepada semua orang. Tak pernah dia meminta belaskasihan kepada orang lain. Hari-harinya dia jalani dengan penuh semangat. Tak pernah dia mengeluh apalagi berputus asa.

 Dia selalu menjalankan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh, meskipun banyak orang mengatakan pekerjaan itu sangat rendah dan tidak pantas dilakukan oleh mereka. Namun baginya apapun pekerjaannya, harus selalu dijalankan dengan sebaik mungkin.

Ya inilah sekilas  cerita tentang seorang ibu paruh baya yang mencari nafkah dari sebotol plastik bekas. Dia selalu tersenyum, dalam menjalani hidupnya walaupun tidak seelit yang mereka bayangkan. Pagi –pagi sekitar pukul 6 ibu yang kerap dipanggil salamah ini bekerja dengan membawa satu kantung karung  goni untuk mencar plastic bekas dari sisa air mineral dari tong sampah dipinggir jalan.

            Senyum manisnya yang dilengkapi dengan balutan kulit wajah yang tidak muda lagi seketika itu terpancar dari hati  nurani ibu salamah  ketika melihat barang bawaannya laku terjual, harapan demi harapan tentunya selalu tersimpan di dalam hati ibu yang telah lama menjanda ini. Rupiah demi rupiah selalu ia sisipkan untuk keperluan mendesak yang sekiranya suatu saat nanti  di butuhkan.  Uang  sisa yang bisa mengisi isi perut untuk satu hari saja udah terbilang cukup.

            Pekerjaan yang bukan satu-satunya rutinitas yang dilakukan ibu salamah ini, sudah lama di tekuninya semenjak sang pendamping hidup sudah hampir 25 tahun silam meninggalkannnya tanpa sebuah pesan dan jaminan.  Semenjak itulah ibu salamah membanting tulang untuk memenuhi kehidupannya dan memutuskan menjadi seorang pemulung, walapun sebagian orang mengatakan pekerjaan menjadi pemulung adalah pekerjaan yang sangat menjijikan, tapi tidak dengan ibu ini,  pekerjaan apapun yang dilakukannya yang penting halal dan tentunya tidak merugikan orang banyak. Ujarnya.

            Hidup enak, serta berkecukupan hanya angan-angan yang tetunya jauh dari kepastian.  Namun ibu salamah selalu tekun menjalani hari- harinya dengan harapan suatu saat nanti ada keajaiban datang menghampiri keluarganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar