Ade Sopyan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Sabtu, 04 April 2015

Individualisme Kehidupan di Ibu Kota

       Manusia merupakan mahluk soasial artinya manusia itu sendiri tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain, disekitar, ataupun dilingkungan dimana manusia itu tinggal. selain itu kehidupan manusia ibarat rantai makanan yang saling membutuhkan satu sama lain, atau bisa dikatan mutualisme dan saling menguntungkan. Tidak ada manusia di dunia ini yang bisa hidup sendiri, sekalipun dia mengatakan bahwa dirinya bisa hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain.

     Contoh yang real apabila kita sakit apakah kita hanya bisa berdiam diri ? atau “ saya bisa tidak menyusahkan orang lain , tinggal minum obat saja”  yang jadi pertanyaan apakah obat itu bisa ada tanpa adanya orang yang membuat atau meracik obat tersebut ? dalam kehidupan sehari-hari individu, selalu melakukan hubungan social dengan individu lain atau kelompok-kelompok tertentu.

         Hubungan sosial yang terjadi antar individu  maupun antar kelompok tersebut juga dikenal dengan istilah interaksi sosial. Interaksi antar berbagai segi kehidupan yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari itu akan membentuk suatu pola hubungan yang mempengaruhi sehingga akan membentuk suatu sistem sosial dalam masyarakat. Keadaan ini lah yang dinamakan proses sosial. Proses sosial yang terjadi dalam masyarakat tentunya tidak selalu berjalan dengan tertib, lancar, karena masyarakat pendukungnya memiliki berbagai macam karakteristik.

       Demikian pula halnya dengan interaksi sosial atau hubungan sosial yang merupakan wujud
dari proses-proses sosial yang ada.
Namun Keragaman hubungan sosial itu tampak nyata dalam
struktur sosial masyarakat yang majemuk,
seperti kehidupan yang terjadi di kota-kota besar, seperti kehidupan di Ibu Kota, yang semakin hari semakin memprihatinkan.

      Tentunya hal ini dipicu oleh kehidupan yang memprihatinkan akan pentingnya sebuah kebersamaan, seiring berjalannya waktu dan didukung oleh berkembangnya zaman yang semakin moderen setiap individu memiliki kesibukan masing-masing, tentunya hal ini merupakan alasan terbesar sehingga kehidupan yang asal mulanya harmonis dengan tetangga setahun sekalipun belum tentu bertemu, jarang lagi ada waktu untuk bersilaturahmi dan setidaknya berbagi.


      Kehidupan di pedesan tentunya berbeda jauh dengan kehidupan di kota besar, untuk sakedar saling menyapapun terlihat jarang untuk dilakukan karena kebanyakan kehidupan di kota-kota besar tingkat individualismenya tinggi sehingga kebanyakan orang berfikiran tidak saling tegur sapa pun tidak masalah, yang sangat di sayangkan moment yang sangat berhargpun seperti pada saat  hari raya idul fitri kegiatan silaturahmi antar tetangga pun jarang untuk dilakukan dan dipandang biasa saja. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar