Ade Sopyan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Sabtu, 04 April 2015

Menyambung Hidup dari Sebotol Plastik Bekas

           Wajahnya selalu tampak gembira, tak pernah terlihat perasaan sedih. Senyum ramah dan wajah riang selalu di perlihatkan kepada semua orang. Tak pernah dia meminta belaskasihan kepada orang lain. Hari-harinya dia jalani dengan penuh semangat. Tak pernah dia mengeluh apalagi berputus asa. Dia selalu menjalankan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh, meskipun banyak orang mengatakan pekerjaan itu sangat rendah dan tidak pantas dilakukan oleh mereka. Namun baginya apapun pekerjaannya, harus selalu dijalankan dengan sebaik mungkin.

Ya inilah sekilas sosok ibu Martinah yang sehari – harinya bekerja sebagai pemulung plastik bekas minuman mineral. Martinah adalah seorang ibu berumur 45 tahun yang mempunyai 1 orang anak. Adapun suami mbah Martinah hanya seorang buruh kuli panggul di Pasar Baru.

Ibu Martinah begitulah orang-orang menyebutnya, berasal dari Jawa Timur dan beliau memiliki seorang suami yang bekerja sebagai kuli panggul, untuk membantu suaminya wanita yang sudah berusia 45 tahun ini bekerja sebagai pemulung sampah yang di hargai sekilo 7 ribu rupiah.

Ibu Martinah rela bekerja sebagai pemulung demi mencukupi semua kebutuhan keluarganya. Mulai dari makanan yang dimakan setiap harinya, biaya untuk beli pakaian, dll, hampir semuanya ditanggung oleh ibu Martinah. Walaupun penghasilan tiap harinya tidak seberapa dan tidak menentu karena penghasilan di tentukan oleh banyaknya barang yang di dapatkan. Dengan usia yang sudah tidak muda lagi, tenaga yang sudah tidak seperti dulu lagi, dan tubuh yang renta namun ibu Martinah tetap dengan semangat menjalani pekerjaannya sebagai pemulung .

Suami ibu Martinah bekerja di pasar Baru. Setiap hari ibu Martinah bersama suaminya  berangkat dari rumahnya menuju tempat mereka bekerja dengan berjalan kaki. Suami ibu Martinah bekerja mulai dari pukul 09.00 sampai 16.00. “ya gak tentu,dalam sehari kadang-kadang dapat 25ribu,” uajarnya kepada kami ketika di konfirmasi di sela-sela kesibukannya sebagai pemulung . Walaupun pekerjaannya mereka berdua tidak sebanding dengan upah yang mereka terima namun, pasangan suami istri ini ikhlas menjalani pekerjaannya tersebut.

Dengan penghasilan yang tidak seberapa dari pkerjaannya sebagai pemulung ibu Martinah berkeinginan bisa menyekolahkan anaknya. Martinah mempunyai keinginan besar yaitu bisa menyekolahkan anaknya sampai jenjang yang lebih tinggi. Begitu besar harapan ibu Martinah kepada anaknya tersebut agar bisa menjadi orang sukses dan bisa merubah hidup keluarganya tersebut.

Martinah pulang dari tempat bekerjanya jam 16.30 WIB. Sesampainya dirumah, kadang martinah tidak langsung istirahat melainkan melakukan kegiatan di rumah seperti mencuci dan memasak nasi untuk makan dan menyiapkannya untuk suami walaupun dengan lauk yang sederhana.


Ketika di konfirmasi berapa lama beliau bekerja sebagai pemulung sampah bekas air mineral beliau hanya menjawab”saya bekerja sebagai pemulung, dari tahun 2000,” ujarnya sembari tersenyum. Walaupun Martinah bekerja sebagai pemulung, namun Martinah tidak pernah merasa risih atapun malu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar