Menyambung Hidup dari Sebotol Plastik Bekas
Wajahnya selalu tampak gembira, tak pernah terlihat perasaan sedih. Senyum
ramah dan wajah riang selalu di perlihatkan kepada semua orang. Tak pernah dia meminta belaskasihan kepada orang lain. Hari-harinya dia jalani dengan penuh semangat. Tak pernah dia mengeluh apalagi berputus asa. Dia selalu
menjalankan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh, meskipun banyak orang
mengatakan pekerjaan itu sangat rendah dan tidak pantas dilakukan oleh mereka.
Namun baginya apapun
pekerjaannya, harus selalu dijalankan dengan sebaik mungkin.
Ya inilah sekilas sosok ibu Martinah yang sehari – harinya bekerja sebagai pemulung plastik
bekas minuman mineral. Martinah adalah seorang ibu berumur 45
tahun yang mempunyai 1 orang anak. Adapun
suami mbah Martinah hanya
seorang buruh kuli panggul di Pasar Baru.
Ibu Martinah
begitulah orang-orang menyebutnya, berasal dari Jawa Timur dan beliau memiliki
seorang suami yang bekerja sebagai kuli panggul, untuk membantu suaminya wanita
yang sudah berusia 45 tahun ini bekerja sebagai pemulung sampah yang di hargai
sekilo 7 ribu rupiah.
Ibu Martinah rela
bekerja sebagai pemulung demi
mencukupi semua kebutuhan keluarganya. Mulai dari makanan yang dimakan setiap
harinya, biaya untuk beli pakaian, dll, hampir semuanya ditanggung oleh ibu Martinah. Walaupun penghasilan tiap harinya tidak seberapa dan
tidak menentu karena penghasilan di tentukan oleh banyaknya
barang yang di dapatkan. Dengan usia yang sudah tidak muda
lagi, tenaga yang sudah tidak seperti dulu lagi, dan tubuh yang renta namun ibu Martinah tetap dengan semangat menjalani pekerjaannya sebagai pemulung .
Suami ibu
Martinah bekerja di pasar Baru. Setiap hari
ibu Martinah bersama suaminya berangkat dari rumahnya menuju tempat mereka bekerja dengan berjalan kaki. Suami ibu Martinah bekerja mulai dari pukul 09.00 sampai 16.00. “ya
gak tentu,dalam sehari kadang-kadang dapat 25ribu,” uajarnya kepada kami
ketika di konfirmasi di sela-sela kesibukannya sebagai pemulung . Walaupun
pekerjaannya mereka berdua tidak
sebanding dengan upah yang mereka terima namun, pasangan suami istri ini ikhlas menjalani pekerjaannya
tersebut.
Dengan penghasilan yang tidak
seberapa dari pkerjaannya sebagai pemulung ibu
Martinah berkeinginan bisa menyekolahkan anaknya. Martinah mempunyai keinginan besar yaitu bisa menyekolahkan
anaknya sampai jenjang yang lebih tinggi. Begitu besar harapan ibu Martinah kepada anaknya tersebut agar bisa menjadi orang
sukses dan bisa merubah hidup keluarganya tersebut.
Martinah pulang dari
tempat bekerjanya jam 16.30 WIB. Sesampainya dirumah, kadang martinah tidak langsung istirahat melainkan melakukan kegiatan di rumah seperti mencuci dan memasak nasi untuk makan dan
menyiapkannya untuk suami walaupun dengan lauk yang sederhana.
Ketika di
konfirmasi berapa lama beliau bekerja sebagai pemulung sampah bekas air mineral
beliau hanya menjawab”saya bekerja sebagai
pemulung, dari tahun 2000,” ujarnya sembari tersenyum. Walaupun Martinah
bekerja sebagai pemulung, namun Martinah tidak pernah merasa risih atapun malu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar