Ade Sopyan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Rabu, 29 April 2015

Memperingati Hari Buruh KBB Adakan Seminar





      JENIUS POS – Seminar yang diadakan oleh KBB( Komunitas Bakti Bangsa ) dalam memperingati Hari Buruh Nasional yang berlangsung di Gedung Asrama Haji, Rabu (29/4) sekitar pukul 10.30 WIB berlangsung meriah.
      Indonesia merupakan negara terbesar pencetak penganguran di Dunia. Hali ini di picu oleh keinginan buruh mendapatkan upah semaksimal mungkin, untuk memenuhi kebutuhan. Seminar yang menghadirkan empat narasumber ini, satu diantaranya Cholderia Sintinjak yang merupakan aktivis buruh ketua FSPSI  yang menjelaskan bahwa “ buruh tidak selamanya hina walaupun buruh berbeda dengan profesi tetapi buruh memiliki hari Nasional yaitu Hari buruh Nasional yang jatuh setiap tanggal 1 Mei”. tuturnya
       Tidak hanya itu komposisi yang tidak seimbangpun memicu terjadinya masalah tersebut misalnya jumlah pencari kerja lebih besar  daripada lapangan pekerjaan, untuk mengantisifasi masalah tersebut upah selalu direvisi setiap satu tahun sekali. Hanya saja aturan ini tidak berlaku di Indonesia karena kenaikan upah di Indonesia di barengi dengan kebutuhan sehari- hari. Tambahnya lagi.
    Sementara itu perlu adanya penyempurnaan regulasi upah seperti UNP, UMK untuk mengantisivasi masalah buruh di Indonesia.  Seperti yang dikatakan Rianto “indonesia memang berbeda dengan negara- negara lain yang tidak mementingkan jabatan atau title melainkan kemampuan yang di utamakan, selain itu kebanyakan buruh tidak puas dengan upah yang diterima dengan adanya masalah ini baiknya di Indonesai khususnya di Tanjungpinang ini, harus melakukan regulasi upah atau gaji”
    Meski demikian,  kepuasan para buruh terhadap kebijakan pemerintah mengenai UNP, UMP belum sepenuhnya memuaskan karena di Indonesia itu sendiri hanya mementingkan jabatan dan title serta pendidikan yang tinggi yang akan mendapatkan pekerjaan yang layak,  dan dengan mudah mendapatkan gajih maksimum.

       seperti yang dikatakan Dodi “ ya pandanganan saya sejauh ini kebijakan pemerintah, belum bisa di terima di kalangan buruh karena seperti yang kita ketahui bahwa di indonesia ini harus memiliki jenjang pendidikan yang tinggi untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan itu menurut saya tidak  adil, atau kurang profesional. Istilahnya pekerjaan yang layak dan gajih yang maksimal di ukur dari pendidikan tidak dari kemampuan yang dimilik.” bebernya yang ditemui usai mengikuti acara seminar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar